Review
Jurnal 9 (Analisis Laporan Keuangan Internasional)
Judul
|
Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial
Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
|
Jurnal
|
Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia
|
Vol & Hal
|
Volume 7 No.2
|
Tahun
|
Desember 2003
|
Penulis
|
Luciana Spica
Almilia dan Kristjadi
|
Reviewer
|
Asih Liana,
Neni Kuswanti, Noviani Wilda.Z, Revika Rusviana, Vikcy Amalia.H
|
Tujuan Penelitian
|
Tujuan dari penelitian ini untuk
menguji rasio keuangan yang mempengaruhi kondisi financial distress
perusahaan.
|
Metode Penelitian
|
Data Penelitian
Penelitian
ini mengambil data sekunder berupa laporan keuangan periode 1998-2001 yang
dipublikasikan. Data laporan keuangan diperoleh dari Publikasi BEJ.
Periodisasi data penelitian yang mencakup data periode tahun 1998 sampai 2001
dipandang cukup mewakili untuk memprediksi financial distress.
Populasi
dan Sampel Penelitian
Populasi
penelitian adalah seluruh perusahaan yang laporan keuangannya terdapat di
Publikasi BEJ pada tahun 1998-2001. Sedangkan sampel dari penelitian ini
perusahaan yang mengalami financial distress dengan indikasi: selama 2 tahun
mengalami laba bersih operasi (net operating income) negatif dan selama lebih
dari satu tahun tidak melakukan pembayaran deviden yaitu pada tahun 2000 dan
2001. Sebagai kontrol juga dipilih perusahaan yang sehat pada tahun
2000-2001. Data laporan keuangan tahun 2000-2001 digunakan sebagai pedoman
penentuan apakah suatu perusahaan mengalami financial distress atau tidak. Sedangkan
data laporan keuangan tahun 1998-1999 adalah merupakan data yang akan diolah.
Berdasarkan kriteria diatas diperoleh sampel sebanyak 61 perusahaan
manufaktur, 24 perusahaan dikatakan mengalami financial distress dan 37
perusahaan tidak mengalami financial distress.
Identifikasi
Variabel
Variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kondisi financial
distress perusahaan yang merupakan variable kategori, 0 untuk perusahaan
sehat dan 1 untuk perusahaan yang mengalami financial distress. Perusahaan
dikatakan mengalami financial distress jika:
1.
Beberapa
tahun mengalami laba bersih (net income) negatif (dalam penelitian Hofer 1980
dan Whitaker 1999, menggunakan laba bersih operasi atau net operating
income).
2.
Selama
lebih dari satu tahun tidak melakukan pembayaran deviden (sesuai dengan
penelitian Lau 1987).
Sedangkan
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan
perusahaan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Platt dan Platt (2002):
1.
Profit margin meliputi:
a. Laba
bersih dibagi penjualan (NI/S).
2.
Likuiditas meliputi:
a.
Aktiva lancar dibagi kewajiban lancar (CA/CL).
b. Modal
kerja (aktiva lancar-kewajiban lancar) dibagi total aktiva (WC/TA).
c.
Aktiva lancar dibagi total aktiva (CA/TA).
d.
Aktiva tetap bersih dibagi total aktiva (NFA/TA).
3.
Efisiensi operasi meliputi:
a.
Penjualan dibagi total aktiva (S/TA).
b.
Penjualan dibagi aktiva lancar (S/CA).
c.
Penjualan dibagi modal kerja (S/WC).
4.
Profitabilitas meliputi:
a. Laba
bersih dibagi total aktiva (NI/TA).
b. Laba
bersih dibagi ekuitas saham (NI/EQ)
5.
Financial leverage meliputi:
a. Total
hutang dibagi total aktiva (TL/TA).
b.
Hutang lancar dibagi total aktiva (CL/TA).
c. Notes
payable dibagi total aktiva (NP/TA).
d. Notes
payable dibagi total hutang (NP/TL).
e.
Ekuitas saham dibagi total aktiva (EQ/TA).
6.
Posisi kas meliputi:
a. Kas
dibagi hutang lancar (CASH/CL).
b. Kas
dibagi total aktiva (CASG/TA).
7.
Pertumbuhan meliputi:
a.
Prosentase pertumbuhan penjualan (GROWTH-S).
b.
Prosentase pertumbuhan laba bersih dibagi total aktiva (GROWTH
NI/TA).
Model
Analisis dan Tehnik Analisis Data
Pengujian
dalam penelitian dengan menggunakan regresi logit untuk mengetahui kekuatan
prediksi rasio keuangan terhadap penentuan financial distress suatu
perusahaan. Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Pi =
1/[1 + exp – (B0 + B1Xi1 + B2Xi2 + … + BnXin)]
Pi =
probabilitas perusahaan mengalami financial distress
Xin =
variabel-variabel rasio keuangan
Dalam
penelitian ini tidak seluruh rasio-rasio keuangan dimasukkan dalam model,
tetapi variabel rasio-rasio keuangan dipilih berdasarkan tingkat
signifikansinya. Jadi dalam penelitian ini berusaha mencari rasio-rasio
keuangan mana yang paling dominan dalam menentukan apakah suatu perusahaan
akan mengalami financial distress atau tidak. Analisis data dilakukan dengan
menilai keseluruhan model (overall model fit), menganalisis nilai Nagel Karke
dan menguji koefisien regresi.
|
|
Variabel dependen
Variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kondisi financial
distress perusahaan yang merupakan variable kategori, 0 untuk perusahaan
sehat dan 1 untuk perusahaan yang mengalami financial distress. Perusahaan
dikatakan mengalami financial distress jika:
1.
Beberapa
tahun mengalami laba bersih (net income) negatif (dalam penelitian Hofer 1980
dan Whitaker 1999, menggunakan laba bersih operasi atau net operating
income).
2.
Selama
lebih dari satu tahun tidak melakukan pembayaran deviden (sesuai dengan
penelitian Lau 1987).
Variabel independen
Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan
perusahaan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Platt dan Platt (2002):
1. Profit margin meliputi:
a.
Laba bersih dibagi penjualan (NI/S).
2. Likuiditas meliputi:
a.
Aktiva lancar dibagi kewajiban lancar (CA/CL).
b.
Modal kerja (aktiva lancar-kewajiban lancar) dibagi total aktiva (WC/TA).
c.
Aktiva lancar dibagi total aktiva (CA/TA).
d.
Aktiva tetap bersih dibagi total aktiva (NFA/TA).
3. Efisiensi operasi meliputi:
a.
Penjualan dibagi total aktiva (S/TA).
b.
Penjualan dibagi aktiva lancar (S/CA).
c.
Penjualan dibagi modal kerja (S/WC).
4. Profitabilitas meliputi:
a.
Laba bersih dibagi total aktiva (NI/TA).
b.
Laba bersih dibagi ekuitas saham (NI/EQ)
5. Financial leverage meliputi:
a.
Total hutang dibagi total aktiva (TL/TA).
b.
Hutang lancar dibagi total aktiva (CL/TA).
c.
Notes payable dibagi total aktiva (NP/TA).
d.
Notes payable dibagi total hutang (NP/TL).
e.
Ekuitas saham dibagi total aktiva (EQ/TA).
6. Posisi kas meliputi:
a.
Kas dibagi hutang lancar (CASH/CL).
b.
Kas dibagi total aktiva (CASG/TA).
7. Pertumbuhan meliputi:
a.
Prosentase pertumbuhan penjualan (GROWTH-S).
b.
Prosentase pertumbuhan laba bersih dibagi total aktiva (GROWTH
NI/TA).
|
Hasil Penelitian
|
Hasil
penelitian ini menunjukkan Rasio profit margin (laba bersih / penjualan
bersih), rasio leverage keuangan (kewajiban lancar / total aktiva), rasio
likuiditas (aktiva lancar / kewajiban lancar) dan pertumbuhan (laba bersih /
pertumbuhan total aset) adalah variabel yang signifikan untuk menentukan
perusahaan kesulitan keuangan.
|
Kesimpulan Penelitian
|
Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk
memprediksikan financial distress suatu perusahaan. Sehingga hipotesis dalam
penelitian ini dapat diterima, bahwa rasio-rasio keuangan dapat digunakan
untuk memprediksikan financial distress suatu perusahaan. Sedangkan tambahan
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variable rasio keuangan yang paling
dominan dalam menentukan financial distress suatu perusahaan adalah:
1. Rasio
profit margin yaitu laba bersih dibagi dengan
penjualan (NI/S).
2. Rasio
financial leverage yaitu hutang lancar dibagi dengan total aktiva (CL/TA).
3. Rasio
likuiditas yaitu aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar (CA/CL).
4. Rasio
pertumbuhan yaitu rasio pertumbuhan laba bersih dibagi dengan total aktiva
(GROWTH NI/TA).
|
Pendapat Mengenai Jurnal
|
Menurut
saya jurnal ini sudah cukup baik dan mudah untuk dimengerti mengenai
financial distress. Hanya saja dalam jurnal ini terdapat beberapa
kekurangan yaitu periodisasi data yang digunakan hanya 2 tahun untuk
memprediksi. Kemampuan prediksi akan lebih baik apabila digunakan data series
yang cukup panjang. Selain itu, terdapat beberapa factor diluar rasio
keuangan seperti kondisi ekonomi (pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran,
inflasi dan lain-lain) serta parameter politik yang tidak dapat digunakan
dalam penelitian ini karena kesulitan pengukurannya. Dan apabila
faktor-faktor tersebut dapat diperoleh dan dapat diukur dengan tepat, maka
akan diperoleh tingkat prediksi financial distress suatu perusahaan yang
lebih akurat.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar