Heart Chat Bubble

Rabu, 11 November 2015

Resensi Novel


Resensi berasal dari bahasa Belanda resentie dan bahasa Latin recensio, recensere atau juga revidere yang artinya mengulas kembali.Resensi adalah suatu penilaian terhadap sebuah karya. Karya yang dinilai dapat berupa buku dan karya seni film dan drama. Menulis resensi terdiri dari kelebihan, kekurangan dan informasi yang diperoleh dari buku dan disampaikan kepada masyarakat.
Contoh Resensi Novel : Ayat- Ayat Cinta


1. PEMBAHASAN
Sinopsis

Novel ini mengisahkan seorang bernama fahri yang berkulliah di cairo mesir, fahri merupakan orang yang sederhana, meskipun begitu Fahri diberkahi sifat yang saleh, pintar, santun, dan baik.Sifat yang sempurna itu ditambah dengan anugrah fisik yang sempurna. Alhasil, setidaknya ada 4 wanita cantik yang menyukainya dan menginginkannya menjadi pendamping hidupnya. Wanita tersebut bernama Maria, Nurul, Noura dan Aisha. Diantara 4 wanita itu, hanya Maria yang berbeda keyakinan dengan Fahri, ia menganut agama kristen koptik atau qibthi. Meskipun begitu ia sangat menyukai Al-Quran, dan ada surat yang menjadi Favoritnya yaitu surat Maryam.
Fokus utama cerita dalam novel ini adalah cinta namun berbalut dalam koridor islami. Klimaks dalam cerita ini adalah saat fahri menikah dengan aisha yang memiliki keturunan Jerman, Turki dan Palestina yang juga menjadi anak miliarder. Di sisi lain maria juga tetap menaruh hati pada fahri walaupun telah menikah dengan aisha. Ada pula Noura yang memfitnah fahri telah memperkosanya, hal itu dilakukan karena sakit hati cintanya ditolak fahri. Tuduhan itu membuat fahri masuk penjara untuk beberapa waktu, dan didalam penjara fahri mencoba ikhlas menghadapi semua ujian hidup yang dihadapinya.

2. Identitas Buku
 a.Judul Buku : Ayat Ayat Cinta
 b. Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
 c.  Tempat Penerbit : Jakarta, penerbit Republika
 d. Tahun penerbit : 2004
 e. Halaman Buku : 420 halaman
 f. Panjang dan Tebal Buku : 20,5 cm x 13,5 cm
 g. Harga Buku : Rp 43.500,00

 3. Isi Resensi
a. Susunan Penyajian
Novel yang berjudul Ayat Ayat cinta ini dalam penyajiannya sudah cukup baik sebagai bacaan
para kalangan umum.
Dimulai dari pembukaan cerita sampai penutup cerita sudah baik karena dari satu cerita ke cerita
lainnya tidak bertele-tele atau menyambung.


b. Gaya Bahasa
Pengarang menggunakan bahasa yang baku mudah diartikan oleh masyarakat umum. Novel ini ditulis juga dengan tokoh-tokoh yang hidup dalam berbagai karakter.

c. Hal-hal yang menarik dari novel
Novel ini bisa menarik perhatian para pembaca.Dari setiap bagian cerita ke bagian cerita yang
lain bisa membuat penasaran para pembaca dan para pembaca ingin cepat menemukan akhir dari novel ini agar melepas penasaran.

d. Kelemahan Novel
 Tokoh utama fahri yang hanya laki-laki biasa dan anak seorang petani dicintai oleh empat orang wanita sekaligus. Dalam kehidupan sebenarnya sosok fahri disini di gambarkan laki-laki yang hampir sempurna.
• maria yang jatuh sakit berminggu-minggu bahkan sampai koma,Cuma karena ditolak cinta nya oleh Fahri, pada kehidupan nyata hal itu terlalu berlebihan.

e. Kelebihan Novel
• Novel ini mengajarkan kehidupan islami yang sangat kental sekali, agar memotivasi yang membaca
• Novel ini di setiap halaman menggunakan bahasa arab,di bagian bawah juga terdapat terjemahan

Menurut kami, novel ini sangat bagus untuk dibaca menambah pengetahuan tentang islam yang sesungguhnya mengajari kita tentang banyak hal yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya
4. Unsur Instrinsik
A. Unsur Instrinsik
1. Tema : Cinta dan Pengorbanan
2. Alur : Maju
3. Bahasa : Bahasa Indonesia ada juga terdapat bahasa arab

4. Penokohan
 a Fahri : Rajin,pintar,sabar,terencana, tepat waktu,ikhlas,ulet , penolong, sholeh, pintar dalam memimpin, penuh dengan target
 b Maria : Ceria, suka bergaul,rajin, pintar, mempunyai fisik yang lemah, manja, dan tertutup
 c. Aisyah : Orang yang lembut, sabar ,ikhlas,pintar, sholehah, kaya
 d. Nurul : Rajin ,pintar, pemalu ,penutup,kaku, emosi, dan sholehah
 e. Noura : tipe wanita yang tertutup,sulit ditebak, kejam,pendiam
 f. Baharudin : kasar, suka memfitnah
 g. Keluarga Tuan Boutros : baik, tidak sombong, kaya, suka menolong.

5. Amanat
 Semakin banyak ilmu yang kita dapat semakin banyak juga godaan yang  berdatangan maka dari itu kita harus lewati dan selesaikan dengan hati yang sabar dan yakin bahwa setiap permasalahn memiliki hikmah yang luar biasa didalamnya.

6. Setting
Cairo, Mesir,
Hadayek Helwan
Masjid Al-Azhar
Wisma Nusantara
Cairo University
 Helipolis
El Zamalek
Markas Polisi Abbasea
Pengadilan
 Metro
 Flat
7. Sudut Pandang : orang pertama

 5. PENUTUP
  Kesimpulan
Novel ini mengisahkan percintaan yang baik tidak seperti novel-novel  tentang cinta yang lain, novel ini mengenalkan bagaimana percintaan menurut islam, mengajarkan kita juga bahwa kesabaran teramat penting dalam kehidupan. Novel ini juga tidak hanya menggambarkan kehidupan seseorang yang sangat sederhana tetapi mengajarkan kita betapa pentingnya hidup di jalan Allah, dan hidup benar-benar untuk Allah S.W.T.
Daftar pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Resens
http://endahkurniaw.blogspot.com/2013/03/resensi-novel-ayat-ayat-cinta.html

PENALARAN DEDUKTIF





Nama Dosen : Drs Budi Santoso, MM
Penyusun : Asih Liana
21213436


Fakultas Ekonomi Akuntansi
Universitas Gunadarma
2015 


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.












DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1.3.Tujuan  Pembahasan..........................................................................................................4
Bab II Pembahasan
2.1.Pengertian Penalaran.........................................................................................................5
2.2.Penalaran Deduktif.............................................................................................................5
Bab III Penutup
3.1.Kesimpulan.......................................................................................................................9
Bab  IV Daftar Pustaka..........................................................................................................10







BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penalaran merupakan proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Selain penalaran bagian dari penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif akan kita ketahui pada makalah ini serta sub sub dalam penalaran/berfikir deduktif maupun induktif.

1.2.Rumusan Masalah
1.   Apa pengertian penalaran itu, p
enarikan kesimpulan dalam deduktif ,dan macam-macam deduktif?
2.  Apa itu penalaran Deduktif ?

1.3 Tujuan Pembahasan
Diharapkan pembaca mengetahui pengertian dari penalaran induktif. Diharapkan juga agar pembaca dapat membedakan antara penalaran deduktif dan penalaran induktif serta mampu mengapikasikannya dalam kalimat.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penalaran
          Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan  indera  (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar .  Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
             Pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
            Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan  sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian  pengertian.
2.2.  Penalaran Deduktif
Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung.
  
          1.   Penarikan simpulan secara langsung
Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan.

Simpulan secara langsung:
1.      Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua manusia mempunyai rambut. (premis)
               Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)

2.      Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premis)
               Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)

3.      Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Tidak seekor pun gajah adalah jerapah. (premis)
               Semua gajah adalah bukan jerapah. (simpulan)

4.      Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak P. (simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua kucing adalah berbulu. (premis)
               Tidak satu pun kucing adalah takberbulu. (simpulan)
               Tidak satupun yang takberbulu adalah kucing. (simpulan)

    2.       Penarikan simpulan secara tidak langsung
Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

Macam-macam Penalaran Deduktif yaitu:

1.      Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). 
Penarikan ini ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum, sedangkan yang kedua adalah yang bersifat khusus. Contoh : Silogisme Kategorial. Silogisme kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi, yaitu :
– Premis umum : premis mayor ( My )
– Premis khusus : premis minor ( Mn )
– Premis simpulan : premis kesimpulan ( K )
Contoh silogisme kategorial :
– My : Semua mahasiswa Universitas Gunadarma memiliki KTM.
– Mn : Aini Fatimah adalah mahasiswa Universitas Gunadarma.
– K : Aini Fatimah memiliki KTM.
premis umum/mayor(PU) dan premis khusus/minor(PK).
PU : Semua A=B
PK : Semua C=A
S : Semua C=B
Contoh
PU : Semua makhluk hidup memiliki mata
PK : si Polan adalah makhluk hidup
S    : maka si Polan mempunyai mata
Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidak langsung sebagai berikut.
A.    . Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Secara khusus silogisme kategorial dapat dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya tiga) proposisi kategorial yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu.
Term predikat dari konklusi adalah term mayor dari seluruh silogime itu. Sedangkan subyek dari konklusi disebut term minor dari silogisme, sementara term yang muncul dalam kedua premis dan tidak muncul dalam kesimpulan disebut term tengah.
Contoh :
Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. Kerbau termasuk mamalia. Jadi, kerbau : binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
1. Premis umum : Premis Mayor (My)
2. Premis khusus remis Minor (Mn)
3. Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai
berikut:
1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA
My : Tidak ada manusia yang kekal
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak kekal
My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.
Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA
K : Amir bukan mahasiswa
B.     Kaidah-kaidah Silogisme Kategorial
1. Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus partikular juga, seperti:
Semua yang halal dimakan menyehatkan
Sebagian makanan tidak menyehatkan,
Jadi Sebagian makanan tidak halal dimakan
(Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halaldimakan).
2. Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:
Semua korupsi tidak disenangi.
Sebagian pejabat adalah korupsi, jadi
Sebagian pejabat tidak disenangi.
(Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi)
Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan. Beberapa politikus tidak jujur.
Banyak cendekiawan adalah politikus, jadi:
Banyak cendekiawan tidak jujur.
3. Dari dua premis yang sama-sama negatif, tidak mendapat kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata rantainya hubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah.
Kerbau bukan bunga mawar.
Kucing bukan bunga mawar
.….. (Tidak ada kesimpulan)
Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukk
Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunju
Jadi: Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah)
4. Paling tidak salah satu dari term penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term penengahnya tidak term menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti:
Semua ikan berdarah dingin.
Binatang ini berdarah dingin
Jadi: Binatang ini adalah ikan.
(Padahal bisa juga binatang melata)
5. Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi salah, seperti
Kerbau adalah binatang.
Kambing bukan kerbau.
Jadi: Kambing bukan binatang.
(‘Binatang’ pada konklusi merupakan term negatif sedang-kan pada premis adalah positif)
6. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna maka kesimpulan menjadi lain, seperti:
Bulan itu bersinar di langit.
Januari adalah bulan.
Jadi: Januari bersinar di langit.
(Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktu yang panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayorberarti planet yang mengelilingi bumi).
7. Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term menengah ( middle term ), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan konklusinya
2.       Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme  premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :
-          Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada sinar matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.

-          Semua ilmuwan adalah orang cerdas
Anto adalah seorang ilmuwan.
Jadi, Anto adalah orang cerdas.

Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen   juga dapat dijadikan             silogisme.



BAB III
PENUTUP
Dari hasil makalah tentang penalaran dan macam-macam jenis penalaran deduktif, maka dapat disimpulkan bahwa banyak sekali yang dapat kita pelajari dari penalaran tersebut.  
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA