KESALAHAN
PENALARAN
Nama
Dosen : Drs Budi Santoso, MM
Penyusun
: Asih Liana
21213436
Fakultas
Ekonomi Akuntansi
Universitas
Gunadarma
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
ISI
Cover.................................................................................................................................1
Kata
Pengantar...................................................................................................................2
Daftar
Isi............................................................................................................................3
Bab I
Pendahuluan
1.1.Latar
Belakang.............................................................................................................4
1.2.Rumusan
Masalah........................................................................................................4
1.3.Tujuan
Pembahasan....................................................................................................4
Bab
II Pembahasan
2.1. Pengertian Kesalahan
Penalaran ..............................................................................5
2.2. Macam
–macam Salah Nalar.....................................................................................5
2.3
Salah Nalar dalam Komunikasi..................................................................................6
2.4 Penyebab Salah Nalar..............................................................................................7
2.5 Konsep dan simbol dalam penalaran...........................................................................8
Bab
III Penutup
3.1.Kesimpulan..................................................................................................................8
Bab IV Daftar Pustaka......................................................................................................9
1.1 Latar
Belakang
Penalaran merupakan
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
1.2.Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian kesalahan penalaran
2. Bagaimana megatasi kesalahan
dalam penalaran komunikasi
1.3
Tujuan Pembahasan
Diharapkan pembaca mengetahui pengertian dari kesalahan penalaran. Diharapkan juga agar pembaca dapat membedakan antara salah nalar deduktif dan salah nalar induktif serta mampu mengapikasikannya dalam kalimat.
Diharapkan pembaca mengetahui pengertian dari kesalahan penalaran. Diharapkan juga agar pembaca dapat membedakan antara salah nalar deduktif dan salah nalar induktif serta mampu mengapikasikannya dalam kalimat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kesalahan Penalaran
Penalaran adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghubung-hubungkan
data atau fakta yang ada sehingga pada satu kesimpulan.
Salah nalar dapat menjadi didalam proses berfikir untuk mengambil
keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan.
Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena
dorongan emosi.
Salah nalar ada 2 macam:
1.
Salah nalar induktif,berupa
a.
Kesalahan karena
generalisasi yang terlalu luas
b.
Kesalahan penilaaian
hubungan sebeb-akibat
c.
Kesalahan analogi
2.
Kesalahan deduktif dapat disebabkan
:
a.
Kesalahan karena premisi
mayor tidak dibatasi
b.
Kesalahan karena adanya term
keempat
c.
Kesalahan karena kesimpulan
terlalu luas/ tidak dibatasi
d.
Kesalahan karena adanya dua
premis negatif
2.2 Macam –macam Salah Nalar
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya,
oleh karena itu dalam komunikasi perlu diperhatikan kalimat dalam bahasa secara
cermat dan baik.
a.
Deduksi yang salah
Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah
satu atau tidak memenuhi kriteria
Contoh kalimat deduksi yang salah:
*kalau bantuan dari pemerintah cukup, maka masyarakat akan mengalami gizi buruk
b.
Generasi Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung
generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga
kesimpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh kalimat generasi terlalu luas
*anak-anak dilarang memegang barang porselen karna mudah pecah
c.
Pemilihan terbatas pada dua
alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban
yang ada.
Contoh: orang yang mencuri itu melarikan diri sebelum polisi
menangkapnya
d.
Penyebab yang salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga
mengakibatkan terjadi pergeseran maksud.
Contoh: seorang yang telah hamil tua dianjurkan membawa alat
seperti sapu lidi atau pun jarum agar makhlus halus tidak mengikuti.
e.
Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu
dengan orang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan
kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh : seorang guru menjadi panutan bagi para muridnya ketika disekolah ,melainkan seperti
ibu yang menjadi panutan anaknya ketika dirumah.
f.
Argumentasi bidik orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat
seseorang dengan tugas yang di embannya.
Contoh : Kusdi kesulitan membaca Al-Quran karena ia tidak pernah
mempelajarinya.
g.
Meniru-niru yang sudah ada
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu
itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh: ketika dewasa Andi menjadi orang yang berandalan, karena
Bapak nya pun melakukan hal yang sama
ketika muda dulu
h.
Penyamarataan para ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbangi
ilmu dengan pandangan yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan
mengambil kesimpulan.
Contoh : Diska terampil dikantornya bagian administrasi karena ia
lulusan Sarjana Ekonomi
2.3 Salah Nalar dalam Komunikasi
Salah satu penyampaian komunikasi adalah
berita,baik itu dari media elektronik,ataupun media masa. Penyampaian berita
yang disampingkan sering terjadi kesalahan dalam berfikir sehingga dapat
mengakibakan kesalahan dalam penalaran /nalar bagi penerima berita. Kekurang
cermatan seseorang atau jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu fakta
delam konteks hubungan sebab-akibat dan kekurang cermatan itu kemudian
dituangkan dalam teks berita, biasa menyesatkan logika pembaca atau pemirsa.
Ketika pembaca atau pemirsa mengganggap teks yang dihasilkan jurnalis itu
sebagai sebuah kebenaran , maka kesesatan logika pun diangap benar.
Sebagai contoh
pernyataan salah nalar muncul di dua media cetak
*pada koran Tempo salah nalar muncul pada bagian tentang kalangan pupuk. Persoalan salah nalar mulai di judul hingga di isi berita
*pada koran Tempo salah nalar muncul pada bagian tentang kalangan pupuk. Persoalan salah nalar mulai di judul hingga di isi berita
2.4
Penyebab Salah Nalar
1.
Memberitakan peristiwa
Berita merupakan
rekonstruksi tertulis dari peristiwa yang terjadi. Peristiwa perlu diberitakan
paling tidak karena dua alasan, yaitu untuk memenuhi tujuan politik keredaksian
suatu media masa atau memenuhi kebutuhan bagi pembaca.
2.
Menganalisi Realitas
Peristiwa sebagai suatu
realitas sesunguhnya dibangun oleh sejumlah fakta. Fakta dari suatu realitas
bisa berserakan tanpa memperlihatkan hubungan satu sama lain, baik hubungan
dalam pengerian tempat, waktu, atau hubungan logis.
3.
Mengumpulkan fakta
Suatu peristiwa terjadi
tidak dengan sendirinya. Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan peristiwa itu
terjadi. Fakta yang membangun suatu realitas tidak dengan sendirinya terjadi.
Pencarian dan pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan observasi, wawancara,
atau melakukan reiset dokumentasi.
4.
Mengidentifikasi Fakta
Banyak fakta yang
dikumpulkan melalui kejadian, namun belum tentu fakta tersebut dapat dijadikan
mater dasar menulis berita. Ciri berita yang menarik
·
Faktual
·
Aktual
·
Akurat
·
Unik
·
Langka
·
Dramatis
·
Kontroversi
5.
Kritis terhadap Fakta
Tugas dari wartawan
adalah merekonstruksi suatu peristiwa.oleh karnanya perlu sikap kritis. Tanpa
sikap kritis ketika mengumpulkan fakta, besar kemungkinan fakta yang diperoleh
hanya fakta mentah tanpa makna.
2.5
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya
diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk
bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah
pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan
untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran
menggunakan simbol berupa argumen.Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis. Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.
Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Jadi Salah nalar dapat
dijelaskan terjadi didalam proses berfikir untuk mengambil keputusan. Hal ini
terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih
dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Dalam
penalaran, dapat dijadikan
dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini
harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti
penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir
yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai
premis tepat.
BAB
IV
DAFTAR
PUSTAKA
http://risdiyantocbr.blogsop.com/2013/04/bahasa-indonesia-salah-nalar.htmhttps://seckerfers.wordpress.com/2011/10/28/salah-nalar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar