Sebenarnya menjaga
sikap dan tindakan positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan
keluarga,tetapi semua orang.Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah
dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur dimasyarakat.peran guru
tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan didepan kelas saja,tetapi
seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan.Tidak hanya
menyampaikan teori-teori akademis saja,tetapi suri tauladan yang digambarkan
dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari hari.Sepertinya filosofi
sang guru layak untuk dijadikan filosofi hidup,karena hampir setiap orang akan
menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi
anak-anak penerus bangsa ini.Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak
remajanya untuk tidak meroko jika ayahnya adalah peroko.
Suatu siang saya
agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang rokok
bersama adik kelasnya yang masih SD , itu terlihat dari seragam yang
dikenakan dan usianya memang terbilang
masih remaja.Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini? Apakah si anak remaja
tersebut? Sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyalahkan si anak remaja itu
saja.Anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih,mau jadi
seperti apa kelak hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis apa pada
selembar kertas putih itu.Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah
guru,baik guru yang ada dirumah (orang tua),di sekolah, atau pun lingkungan
hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja tersebut untuk melakukan
perbuatan yang dapat digolongkan kedalam kenakalan remaja.
Peran orang tua
yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak
membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan
sianak remaja kedalam kenakalan remaja.kontrol yang baik dengan selalu
memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat
membimbing sianak remaja kejalan yang benar.
Tidak mudah memang
untuk menjadi seorang guru.menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari oleh
gaji guru yang akan dinaikan,bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak
dapat berprofesi dibidang yang lain,tidak juga karena peluang.Selayaknya
cita-cita untuk menjadi guru di dasari oleh sebuah idealisme yang luhur,untuk
menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar